Pro dan kontra galdikas

Birute Marija Filomena Galdikas didesak pergi dari taman nasional tanjung puting, setelah lebih dari 20 tahun mengurusi orang utan. Alasannya, menjadi agen turis, meminta komisi dan menyadap darah.

Sabtu, 22 Februari 1992

"SAYA ingin mati di sini." Ini bukan pesan terakhir Prof. Dr. Birute Marija Filomena Galdikas kepada keluarganya. Tapi semacam ungkapan kecemasan seorang peneliti, yang lebih dari dua puluh tahun bermukim di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah, tempat sekitar 1.000 orang utan dilindungi. Di situlah Galdikas menyusun disertasinya, kawin dengan pemuda Dayak dan memperoleh dua a...

Berita Lainnya