Segenggam Tanah Surga yang Hilang

Penduduk mengerat hutan Taman Nasional Kerinci Seblat dengan sebuah jalan. Mereka tak peduli larangan Menteri Kehutanan.

Senin, 24 April 2006

TAMAN Nasional Kerinci Seblat, tujuh tahun lalu, adalah hutan yang menikmati hidup. Pohon-pohon berdiri rapat. Batangnya diselimuti lumut dan semak lebat-. Kalau ada orang masuk hutan, puluh-an atau ratusan pacet akan berlompat-an untuk berpesta mencecap darah. ”Saking banyaknya seperti hujan pacet dari pucuk-pucuk pohon dan semak,” ujar Cahyo Junaedy, wartawan Tempo yang masuk hutan itu selama 30 hari.

Lelaki itu menyuruk ke dalam hutan sej

...

Berita Lainnya