Kebisuan Pramoedya Menggapai Dunia

"Heap of Ashes" Harry Aveling ternyata menyenangkan juga. Setiap terjemahan pasti ada kekurangannya. Hanya kaum perfeksionis yang menghendaki ketidakterbatasan atas kemampuan terbatas manusia, maka juga sangat terbatas langkah dan jejaknya. Apalagi kalau seseorang mencoba menerangkan tentang seseorang yang lain, maka manusia yang digambarkannya selalu bolong-bolong karena keterbatasan manusia juga untuk dapat memahami semua dan segala. Experdito credite!

(Dari Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, P.A.Toer, hal.197)


Senin, 3 Mei 1999

Pramoedya menggetarkan dunia melalui kata-kata. Meski ia terkurung di sebuah pulau terpencil, dari tangannya dan dari nuraninya telah mengalir kata-kata yang memiliki kekuatan yang menukik ke dalam kalbu. Ia menulis dengan bahasa yang sederhana, tanpa pretensi, tanpa pembaruan dalam khazanah kesusatraan Indonesia, tetapi ia menggunakan riset dan data sejarah yang luar biasa mengagumkan. Kekayaannya lebih terletak pada ide dan bukan pada simbol at

...

Berita Lainnya