Bergerak Bersama Dunia Imajinasi Bernama Animasi

Dalam dunia animasi, apa pun menjadi sangat mungkin. Kemajuan teknologi membuat film animasi menjadi lebih sempurna dan luwes dalam bertutur. Studio besar akhirnya lebih suka menjamah teknologi mutakhir. Hasilnya, hampir separuh dunia dikuasai Disney dengan resep yang sama sejak meledaknya Beauty and the Beast: kompugrafik, musik yang menjadi roh film; aneka bintang Hollywood sebagai pengisi suara, dan berbagai merchandise yang ditebarkan melalui kerja sama dengan restoran waralaba terkemuka. Namun, diam-diam, animasi Jepang juga mengintip untuk merebut pesona dunia. Bagaikan angin ribut, semuanya masuk ke negeri ini. Bagaimana pula kiprah film animasi di Indonesia di tengah kemenangan animasi Amerika dan Jepang? Ikuti aktivitas para animator Indonesia yang sudah berkecimpung di belakang layar studio Disney.

Minggu, 7 Desember 2003


Jakarta sudah memasuki sebuah senja bulan November silam. Seorang ibu tergopoh-gopoh menggandeng dua anaknya yang masih kecil. Dengan mata penuh harap, si anak tak kalah berjalan dengan cepat. Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki hari itu penuh sesak. Film animasi Finding Nemo—yang sebetulnya sudah per-nah diputar di bioskop jaringan 21—diputar kembali dalam acara Festival Film Animasi Internasional. Meski film sudah berjalan se

...

Berita Lainnya