Lelaki dengan Lensa Anti-Perang

Fotografer James Nachtwey telah menjadi wakil mata bagi dunia yang tua. Setelah seperempat abad terakhir kameranya tak lelah memberikan kesaksian pada sifat manusia yang paling sukar dibunuh: serakah dan keji. Dari perang di El Salvador, ke Guatemala, ke dalam perapian di Belfast dan tumpukan jenazah di Zaire; kerusuhan di Jakarta dan Perang Irak, Nachtwey menjelma dari seorang fotografer perang menjadi fotografer antiperang. Apa bedanya antara kedua sebutan itu? Bagaimana jika dia menghadapi dilema menolong korban atau merekam sebuah momen yang dahsyat? Ikuti wawancara TEMPO dengan fotografer terkemuka ini serta foto-foto eksklusifnya.

Minggu, 11 Mei 2003

Melalui sepasang matanya, kita melihat Hidup. Kedua matanya menerobos sebuah benda ajaib bernama kamera, Hidup bagi James Nachtwey menjadi begitu lengkap untuk menampilkan manusia seutuhnya: makhluk yang rakus, kejam, tetapi juga penuh cinta dan mengais sisa-sisa oksigen untuk bertahan. Mengapa fotografer James Nachtwey menjadi ikon dalam dunia fotografi jurnalistik? Kamera dan matanya selalu menangkap elemen tragedi dalam kehidupan: di dalam...

Berita Lainnya