Tari Tunggal: Menari dalam Kesunyian

Sendiri di atas panggung, di dalam kegelapan, merengkuh udara, mengusap jiwa. Di atas panggung, tubuh seorang penari diuji ketika ia mementaskan sebuah tari tunggal. Di panggung yang kosong itulah teknik, imajinasi ruang, dan gagasan sang penari akan dipertaruhkan. Syahdan, Teater Utan Kayu untuk pertama kali menyelenggarakan Festival Tari Tunggal sebagai bagian dari Indonesian Dance Festival 2002. Bagaimana para penari tunggal modern kita mengambil inspirasi dari tradisi? Apa bedanya olahan tubuh para penari tunggal modern dengan tradisional? Ikuti juga perjumpaan TEMPO dengan berbagai empu tua para penari tunggal tradisional yang masih meniti hidup, menari di dalam kerut-kerut ketuaannya.

Minggu, 22 September 2002

Diiringi Bolero karya Ravel yang mengelus telinga dan jiwa, penari Eko Supriyanto menyergap panggung kecil itu. Otot-otot punggung Eko tampak bergerak naik-turun. Tubuh Eko berputar ke arah dua sisi penonton, memperlihatkan sentakan tak terduga pada bahu, punggung, dan perutnya. "Wah, ini gymnastic," bisik seorang penonton. Padahal bekas penari Madonna ini melakukan penjelajahan terhadap bagian-bagian tubuhnya yang jarang dieksplorasi oleh ...

Berita Lainnya