Arca-arca Kita, Antara Brussels Dan Liege

AKHIR Januari 2018, perhelatan besar Europalia Indonesia usai di Eropa. Europalia adalah festival dua tahunan yang berjantung di Brussels, Belgia. Indonesia kali ini menjadi tamu utama Europalia, setelah Turki. Selama empat bulan sejak Oktober 2017, Indonesia menampilkan berbagai kesenian. Dari tari, musik, sastra, sampai seni rupa. Tidak hanya di Belgia, tapi juga di kota-kota di Belanda, Jerman, dan Prancis. Pameran utama peristiwa ini adalah dua ekshibisi besar kebudayaan Indonesia di Brussels dan Liege. Di Brussels bertema “Ancestors and Rituals”, sedangkan di Liege berjudul “Les Royaumes de la mer: Archipel”. Di dua kota itu, puluhan arca masterpiece Indonesia dipamerkan. Pemilihan dan pengangkutan arca-arca ini membutuhkan proses yang panjang karena beberapa arca harus diambil dari Jakarta, Bali, Sumatera, Ambon, dan lain-lain. Ikuti laporan wartawan Tempo Seno Joko Suyono di balik persiapan pameran utama itu hingga disajikan sampai akhir Januari ini. Juga beberapa pertunjukan tari dan ekshibisi seni rupa di beberapa kota di Belgia.

Minggu, 31 Desember 2017

ARCA Prajnaparamita dari Candi Singosari itu duduk dengan anggun di sebuah pedestal kotak putih. Brussels sudah memasuki musim dingin, sebulan lalu. Cahaya yang dibuat temaram di ruang pamer Palais de Beaux-Arts (Paleis voor Schone Kunsten), atau yang dikenal publik sebagai Bozar, membuat arca seperti menampilkan aura magis. Arca yang sehari-hari berada di Museum Nasional Jakarta itu diletakkan tak jauh dari pasangan arca Kertarajasa, pendiri Maj

...

Berita Lainnya