Sineas yang Dilupakan

Tidak banyak yang mengenal nama Bachtiar Siagian (19 Februari 1923-19 Maret 2002). Padahal dia termasuk orang pertama dalam dunia perfilman Indonesia. Pada 1960, film besutannya, Turang, dinobatkan sebagai film terbaik dalam Pekan Apresiasi Film Nasional kedua (cikal-bakal Festival Film Indonesia). Bachtiar pun menjadi sutradara terbaik lewat film tersebut. Lantaran pernah menjabat Ketua Seni Film Indonesia di bawah Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), Bachtiar harus menghuni Pulau Buru dan baru dibebaskan pada 1978. Karena itu pula namanya seperti sengaja dihapus dari jejak sinematografi Indonesia.

Satu hal yang juga jarang diketahui, Bachtiar ternyata seorang yang mengetahui peristiwa pembunuhan penyair terkenal Amir Hamzah. Ketika pecah Revolusi Sumatera Timur pada 3 Maret 1946, Bachtiar terlibat dalam penangkapan keluarga Kesultanan Langkat. Lewat memoarnya yang belum sempat diterbitkan, yang diperoleh Tempo, peristiwa itu diuraikan Bachtiar. "Aku tahu siapa Tengku Amir Hamzah yang syair-syairnya sangat kukagumi. Tetapi laskar yang lain hanya tahu dia adalah musuh rakyat...," tulisnya.

Senin, 9 Februari 2015

Tak ada yang tersisa dari karya sutradara Bachtiar Siagian di pusat arsip film Sinematek Indonesia, kecuali film Violetta yang diproduksi pada 1962. Film ini telah direkam ke cakram digital pada 2013.

"Cuma ada satu ini filmnya. Data yang lain tidak ada," ujar Budi, petugas di Sinematek Indonesia, kepada Tempo, pertengahan Januari lalu. Tempo pun menonton film yang dibintangi Fifi Young, Rima Melati, dan Bambang Hermanto ini. Rekaman film di cakra

...

Berita Lainnya