Impian Kota Tua Jakarta

Untuk kesekian kalinya pemerintah DKI Jakarta meluncurkan proyek revitalisasi Kota Tua Jakarta. Kali ini yang memegang peran penting adalah analis keuangan Lin Che Wei beserta konsorsium sepuluh perusahaan—kebanyakan pengembang kakap—yang dipimpin Setyono Djuandi Darmono, bos PT Jababeka.

Akankah proyek Gubernur Joko Widodo ini berhasil mengubah kesan Oud Batavia yang selama ini kumuh menjadi seperti kota-kota tua di dunia yang direvitalisasi? Ataukah nasibnya berakhir sama seperti para pendahulunya yang gagal—putus di tengah jalan—karena banyaknya masalah dan kepentingan di Kota Tua? Tempo mencoba mengupas apa dan bagaimana strategi Che Wei dan Darmono. Apa beda gerakan mereka dengan gerakan revitalisasi Kota Tua yang dipimpin Miranda Goeltom di zaman kepemimpinan Sutiyoso? Tempo juga merangkum berbagai pendapat kritis yang berbeda visi dengan gerakan ini.

Senin, 28 April 2014

Seluruh permukaan tembok gedung Dasaad Musin Concern di Jalan Taman Fatahillah itu hampir habis terkelupas. Gedung berlantai tiga tersebut dibangun sekitar 1920 dan dulu menjadi kediaman Agus Musin Dasaad sekaligus kantor NV Pabrik Tenoen Kantjil Mas, Bangil, Jawa Timur. Kini lantai satu gedung itu difungsikan sebagai musala umum. Rohadi Kusumah, penjaga gedung itu sejak 1972, yang berinisiatif menjadikannya musala umum.

"Saya tanya kepada pemil

...

Berita Lainnya