Kisah Seorang’Max Havelaar’ Arsitek

Orang mungkin tak lagi mengingatnya, padahal perannya sangat besar dalam mendesain kota-kota kita. Sebuah seminar untuk memperingati 77 tahun dibangunnya Pasar Gede di Solo awal tahun ini membuat orang bisa melacak riwayat hidupnya kembali. Inilah kisah seorang arsitek asal Belanda yang meninggalkan kehidupan mapan di Belanda, lalu bekerja di Hindia Belanda dan membuat karya-karya arsitek yang berorientasi kerakyatan dan berjiwa tropis.

Oleh pemerintah Hindia Belanda ia dianggap angry young man karena keberpihakannya pada orang bumiputra. Ia ingin melihat Indonesia merdeka. Sayang, harapannya tak tercapai. Ketika Jepang masuk, ia ditawan dan mati secara tragis di kamp interniran di Cimahi.

Senin, 12 Maret 2007

Laki-laki asal Belanda itu diam mematung di depan pintu gerbang Pasar Gede Harjonagara, Solo. Dia seperti mencari sesuatu di antara tembok-tembok yang bercat kuning gading. Penampilannya necis, membuat para pedagang heran. Dia pun sesekali tersenyum kepada mbok-mbok penjual.

Mata cokelatnya menyiratkan ada sesuatu kala memandang bangunan itu. Mungkin rasa bangga. Charles Karsten, 40 tahun, laki-laki itu, Sabtu pertengahan Januari lalu, sedang m

...

Berita Lainnya