Subuh Berdarah di Ramallah
Militer Israel mencekik Ramallah. Tapi dukungan bagi Arafat justru kian besar.
Minggu, 21 April 2002
POTONGAN hubz dan jubna tak tampak lagi di meja makan. Roti dan keju terlalu mewah buat Presiden Otoritas Palestina, Yasser Arafat. Selain sedikit air minum, yang tersisa di atasnya cuma beberapa biji bathatis, kentang rebus. Pasukan Israel tidak akan membunuhnya dengan pelor. Kelangkaan makanan di Muqata’a, markas Arafat, dan Ramallah pada umumnya adalah senjata mematikan pula. Tak kurang dari 2.500 tentara, 60 tank, dan seratus kendaraan ...