Dari Kampung Tirang Hingga Lembah Sumbawa

TAHUN 2017, dunia perfilman kita boleh dibilang cukup membanggakan. Banyak film Indonesia yang meraih penghargaan di festival film internasional bergengsi dan mendapat apresiasi dari kritikus mancanegara. Tahun ini juga sebuah film horor muncul begitu fenomenal: ditonton lebih dari 4 juta orang dan meruntuhkan pola klise selama ini dari film genre tersebut. Di samping itu, terdapat fenomena makin beraninya sineas muda membuat film-film anti-mainstream. Dengan cerita-cerita dari yang sangat realis—memotret kehidupan apa adanya—sampai yang surealis. Tempo punya tradisi memilih film terbaik beserta kategori pendukungnya setiap tahun sejak 2011. Untuk pertama kalinya, mulai tahun ini, kami mengangkat ajang pemilihan itu ke atas panggung malam penghargaan dengan nama Festival Film Tempo. Ini merupakan bentuk penghargaan kami kepada mereka yang telah mewarnai jagat perfilman Indonesia.

Minggu, 3 Desember 2017

BERBAJU batik, bercelana cokelat, dan bertopi pet abu-abu tua, Slamet Ambari naik ke atas pentas untuk menerima penghargaan Festival Film Tempo di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin malam pekan lalu. Slamet, yang memerankan Jadag dalam film Turah, dinobatkan sebagai Aktor Pilihan Tempo 2017. "Ini beneran? Ya Allah, saya terima kasih kepada Mas Ifa dan Mas Wisnu," katanya. "Saya ini ikhlas dalam berakting. Tapi wis disediani, ya, tak te

...

Berita Lainnya