Daging Penggulung Presiden Partai

SEBELUM korupsi impor daging dibongkar Komisi Pemberantasan Korupsi, majalah Tempo dua kali menerbitkan laporan utama ihwal kasus ini. Maret 2011, terbit laporan "Main Daging Pentolan PKS". Dua bulan kemudian, Tempo menulis laporan "Sekali Lagi, 'Daging Berjanggut'".

Hampir dua tahun kemudian, publik dikagetkan oleh peristiwa tangkap tangan KPK terhadap Ahmad Fathanah, seorang "kurir", lalu Luthfi Hasan Ishaaq, Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Keduanya ditangkap atas sebuah perkara suap.

Tak berhenti di situ, serial investigasi sapi itu berlanjut. Adalah Yudi Setiawan yang mengungkap keterlibatan petinggi PKS dalam sejumlah perkara suap. Pengusaha Surabaya yang ketika itu berada di penjara Teluk Dalam, Kalimantan Selatan, tersebut menjadi pembocor yang mengungkap peran lebih luas dari Luthfi dan Fathanah.

Lewat Yudi, Tempo mengangkat cerita perselingkuhan uang, kekuasaan, dan korupsi partai dakwah. Tiga laporan utama ditulis: "Suap Sapi Berjanggut" dan "Hangus!: Sejumlah petinggi PKS terpanggang perkara suap daging impor" (keduanya terbit pada Februari 2013) serta "Selingkuh Fathanah dan Partai Dakwah" (Mei 2013), yang terbit lewat penelusuran panjang dan berbelit.

Senin, 7 Maret 2016

PERTEMUAN itu berlangsung di kedai kopi Hotel Four Seasons Jakarta,Januari 2011. Seorang importir daging, sebut saja Ahmad Farhan, mengeluhkan soal tata niaga pengadaan daging di Kementerian Pertanian. Ia merasa diperlakukan tidak adil: jatah impor yang ia ajukan hanya sebagian kecil dikabulkan--padahal ia memenuhi semua persyaratan yang diminta, di antaranya tersedianya gudang penyimpanan dan jalur distribusi. "Oleh calo, saya diminta membayar un

...

Berita Lainnya