Seorang Intel dengan Tato Mawar di Betisnya

Intelijen Belanda sejak awal menduga pembunuhan Munir mengarah ke Badan Intelijen Negara. Dikhawatirkan jadi kampanye hitam pemilihan presiden.

Senin, 8 Desember 2014

KONFERENSI perlindungan aktivis hak asasi manusia di Dublin, Irlandia, pada 13-15 Oktober 2005, membawa Rachland Nashidik bertemu dengan intelijen Belanda. Direktur Imparsial ini anggota Front Line Defenders, lembaga yang mengadakan pertemuan para aktivis hak asasi dari 70 negara itu. Konferensi itu antara lain mempelajari kematian Munir Said Thalib, yang tewas diracun di pesawat setahun sebelumnya, dalam menyusun protokol perlindungan aktivis.

...

Berita Lainnya