Lenyap tanpa Kode

Nasib Thukul simpang-siur setelah bom Tanah Tinggi. Alasan rezim Soeharto menyapu habis aktivis.

Minggu, 12 Mei 2013

INI kenangan Dyah Sujirah alias Sipon bercakap-cakap dengan suaminya, Wiji Thukul, untuk terakhir kalinya lewat telepon. Hari itu, seingat Sipon, pertengahan Mei 1998. Kerusuhan pecah di Jakarta dan Solo. Seorang aktivis Partai Rakyat Demokratik Solo tiba-tiba mengabarkan bahwa Thukul bakal menghubungi Sipon lewat telepon rumah tetangga.

Thukul menanyakan kabar istri serta dua anaknya, Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah. Setelah itu, gantian Sip

...

Berita Lainnya