Kaum Pemrotes dari Ujung Jari
Mereka sangat menikmati rasa aman—rasa nikmat menerima limpahan kredit konsumsi dari kondisi overlikuiditas perbankan, juga barang dan jasa yang berlimpah. Revolusi tak ada dalam pikiran mereka, karena terlalu berisiko. Mereka memang punya kejengkelan, juga kecerewetan, apalagi jika kepentingan mereka terganggu atau terhambat. Tapi mereka lebih banyak beraksi dalam batas-batas ruang media sosial, memprotes dari ujung jari melalui smartphone, notebook, atau tablet.
Senin, 20 Februari 2012
Kecerewetan Kelas Menengah
Sumpah Serapah Republik Tweeps
Kelas konsumen baru Indonesia sekadar menggunakan media sosial untuk curhat. Berekspresi di jalur tanpa risiko.
Yayat Cipasang, 37 tahun, sudah tak sabar untuk tiba di rumah. Awal Februari lalu, editor di sebuah perusahaan media ini seperti biasa menumpang kereta Commuter Line menuju rumahnya di Depok. Dari Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dia bisa sampai ke rumah dalam setengah jam leb
...