"Aku Bangga Menjadi Algojo"

Seorang algojo dari Kabupaten Aceh Tamiang mencurahkan pengalamannya kepada Tempo. Kami menemuinya di Kota Langsa, sekitar satu setengah jam dari Kuala Simpang dengan tujuan agar penuturan kisahnya lebih terbuka. Permintaan algojo berusia 38 tahun itu hanya satu: identitasnya dirahasiakan.

Senin, 29 Agustus 2011

TANGANKU mulai pegal pada cambukan ketiga. Maka ayunan rotan berikutnya mulai melambat. Warga yang menyaksikan hukuman cambuk itu langsung bereaksi melihat ayunanku melemah. "Huuuu…," teriak mereka serempak. Aku terkesiap. Di cambukan kelima, aku kencangkan lagi ayunan tanganku. Seketika penonton bertepuk tangan, hingga satu cambukan terakhirku kepada seorang pria di hadapanku.

Hari itu Jumat, tanggalnya aku lupa, pada bulan November tahun lalu.

...

Berita Lainnya