In Memoriam: Zamrud Khatulistiwa

Hajatan raksasa. Konvensi Perubahan Iklim mulai digelar di Bali pada awal pekan ini. Dihadiri hampir seluruh negeri di muka bumi—sekitar 10 ribu orang dari 190 negara—konvensi ini membahas isu utama pengurangan emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah pemberian insentif untuk negara pemilik hutan melalui perdagangan karbon.

Ini adalah bagian dari mekanisme penyelamatan bumi dari ancaman pemanasan global. Kandungan karbon mesti tetap terjaga di perut bumi agar tak menguap ke angkasa, mendidihkan suhu alam semesta, melelehkan es di kutub.

Misi Indonesia adalah meloloskan skema pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi (REDD). Ini semacam imbalan untuk upaya penjagaan kandungan karbon di hutan dan tanah gambut. Pertanyaannya: apa yang akan dijual Indonesia saat deru mesin-mesin tebang kayu justru kencang melaju? Seberapa banyak hutan kita tersisa? Tempo melaporkan dari hutan Riau, Kalimantan, dan Papua.

Senin, 3 Desember 2007

Gembur dan hitam. Ketika dipijak, kaki ambles seketika. Uap panas meruap, mendidihkan hawa di sekelilingnya. Sepotong tanah itu adalah bagian dari lahan gambut seluas 14 ribu hektare di Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu. Lahan itu kini tengah diolah menjadi kebun kelapa sawit—menambah keluasan kebun sawit yang telah banyak terbentang di tengah hutan Riau.

Tak ada panorama hijau di tanah itu. Empat bulan lalu lahan tersebut dibakar setela

...

Berita Lainnya