Dari Kitab Suci, Menyesap Rezeki

Mereka ini pencari jalan menuju Tuhan. Mereka menemukan metode baru yang menuntun santri atau pengikutnya lebih mantap mendalami Islam. Solihin Bunyamin Ahmad dan Taufiqul Hakim, misalnya, meretas jejak penemu Iqra’—metode baca Al-Quran yang amat populer. Solihin menciptakan inovasi cara cepat menerjemahkan Al-Quran. Sedangkan Taufiqul berjasa membantu para santri, yang selama ini berjibaku memahami Arab gundul selama bertahun-tahun, menjadi cukup enam bulan saja lewat metode Amtsilati temuannya.

Hanya, zaman terus bergerak. Mereka hidup di tengah era yang berjalan dengan logika pasar. Mereka sadar bahwa punya banyak pengikut, dan temuannya itu punya dimensi bisnis. Tak terelakkan, untuk mengikuti pelatihan salat khusyuk dari Abu Sangkan saja jemaah harus merogoh kocek berjuta-juta. Para pencari jalan Tuhan ini pun menyesap rezeki tak terbilang dari para jemaah. Apakah mereka masuk kategori para penjual ayat?

Senin, 8 Oktober 2007

TAUFIQUL Hakim tak pernah membayangkan akan menjadi kiai setenar sekarang. Maklum saja, ia tak memiliki darah biru kiai. Ia juga tak berasal dari keluarga berada. Dulu, untuk bisa bersekolah, Taufiqul harus menjadi penggembala kambing dan tukang sol sepatu.

Kini ia telah menyulap gubuk 4 x 9 meter persegi di desanya di Bangsri, Jepara, Jawa Tengah, menjadi Pondok Pesantren Darul Falah seluas 1 hektare dan membeli tanah 2,7 hektare lagi untuk pe

...

Berita Lainnya