Dari Kota yang Meratap

Dia bertaruh nyawa agar warga bisa makan. Meski darurat, pemerintahan harus tetap bergerak.

Senin, 26 Desember 2005

SUDAH habis air mata lelaki itu. Istri dan empat anaknya raib. Cuma putra tertuanya yang selamat. Di Calang pada hari keempat setelah tsunami menerjang, Zulfian Ahmad, 54 tahun, seperti hidup dalam kiamat panjang. Rumah, kantor, gedung, semua menjelma menjadi padang rata.

Warga yang selamat berlindung di bukit-bukit, di pinggir hutan. Suara angin dan ombak terdengar seperti ratapan kematian. Semua tumpas. Pada hari bencana itu, Zulfian masih ber

...

Berita Lainnya