Longsornya Bisnis Tanah
Bisnis tanah dan properti di Bali mandek setelah tragedi bom 12 Oktober.
Minggu, 12 Oktober 2003
Akhir pekan, tepat setahun lalu. I Made Puryatma mesem-mesem terus. Notaris itu sedang bungah hatinya. Seorang pemilik tanah asal Bali yang tinggal di Jakarta memintanya membereskan sejumlah surat-surat. Dokumen itu diperlukan si pemilik tanah untuk berbisnis dengan seorang investor Hong Kong yang hendak membangun bungalow di Bali. Maka, duit cipratan dari proyek senilai US$ 5 juta—sekitar Rp 40 miliar lebih—sudah terbayang saja di benak Pury...