Pascakolonial, Ironi, dan Humor

Odong-odong Fort de Kock karya Deddy Arsya terpilih sebagai kumpulan puisi terbaik pilihan Tempo. Sejarah bukan sekadar comotan peristiwa masa lampau, melainkan tafsir, bagian dari khazanah penghayatannya.

Senin, 6 Januari 2014

Kumpulan puisi Deddy Arsya, Odong-odong Fort de Kock, menunjukkan perkembangan baru yang hampir permanen dalam puisi Indonesia mutakhir: sebuah situasi pascakolonial. Situasi ini memberi cara pandang baru terhadap sejarah nasional.

Masyarakat yang terbebas dari penjajahan ini tiba-tiba merumuskan kembali jati dirinya tanpa bisa melepas atau menghapus jejak-jejak kolonialisme di dalam diri dan lingkungannya. Bagaimana ia merumuskan jati diri itul

...

Berita Lainnya