Jeram-jeram di Pinggir Hutan

DI Sungai Bahau, alam masih bertarak dalam diam, belum dijahanami oleh pembalakan, tambang, atau kebun kelapa sawit. Saat kita beristirahat di tepi sungai, sambil membakar ikan yang baru dikail, rama-rama bertengger ramah di lengan pendatang—tak kenal takut. Angin mengibas, lalu dedaunan di pohon-pohon rindang itu saling berbisik, sebagian gugur ke bumi, bagaikan confetti di pesta ulang tahun.

Senin, 18 November 2013

SIANG yang tadinya terik perlahan melindap ketika kami mulai memasuki Berau. Anak sungai selebar 20 meter itu dipayungi pohon-pohon besar hutan Kayan Mentarang. Air mengalir tenang, hampir tanpa riak. Ketika motor tempel perahu dimatikan, kami bahkan bisa mendengar dedaunan bergesek—bagai bisik peri di rimba dongeng.

Ada sejumlah tempat bernama Berau di Kalimantan, tapi yang kami kunjungi bulan lalu adalah sebatang anak sungai di Kabupaten Mal

...

Berita Lainnya