Untuk Republik dari Tebuireng

Wahid Hasyim mengubah wajah Pesantren Tebuireng jadi lebih modern dan terbuka. Memasukkan ilmu pengetahuan umum, membuka perpustakaan, serta mendatangkan berbagai bacaan berbahasa Melayu, Inggris, dan Belanda. Gagasannya tidak sekadar memajukan pendidikan, tapi juga demokratisasi di negeri ini.

Senin, 18 April 2011

DIA pergi pada usia teramat muda, saat republik ini masih membutuhkannya: 39 tahun.

Di Cimindi, daerah antara Cimahi dan Bandung, di suatu siang berhujan, mobil Chevrolet itu kehilangan kendali. Di bangku belakang, duduk KH Abdul Wahid Hasyim dan Argo Sutjipto, Sekretaris Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Di bangku depan, di samping sopir, duduk putra sulung kinasihnya, Abdurrahman Wahid, 13 tahun. Hari itu, Sabtu, 18 April 1953, mereka hendak men

...

Berita Lainnya