AGAR PARA PERISET TAK KESEPIAN

Para peneliti di perguruan tinggi seperti bekerja di ruang isolasi: terpisah dari keramaian dunia sekeliling. Berpuluh tahun para pencinta ilmu dengan dedikasi menakjubkan ini bergerak dengan dana yang cekak, sampai akhirnya ada sesuatu yang mungkin mengubah kesunyian itu.

Mulai tahun ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional menganggarkan dana Rp 500 miliar untuk riset perguruan tinggi-artinya tiga kali lebih besar daripada tahun sebelumnya. Banyak program penelitian baru yang lahir dari kondisi ini, termasuk program yang bakal menggenjot gairah penelitian para mahasiswa S-1. Diharapkan, dunia itu tidak sesepi dulu.

Tahun ini Tempo kembali menurunkan tulisan panjang tentang perguruan tinggi di Indonesia. Laporan tiap tahun yang dibuat untuk mengiringi penerbitan buku Panduan Memilih Perguruan Tinggi 2009 oleh Pusat Data dan Analisa Tempo. Majalah ini menyoroti tradisi riset di perguruan tinggi. Dari hasil reportase ini, kita bisa melihat banyak sekali hasil penelitian yang membanggakan nama civitas academica dan berguna bagi kemaslahatan masyarakat.

Semoga para peneliti kita tak kesepian lagi.

Senin, 25 Mei 2009

CERITA tentang mereka seperti cerita dari dunia lain. Dengan dana yang ketat dan penghargaan yang minim, para peneliti di perguruan tinggi itu bertahan di dalam dunianya yang seakan tak tersentuh dari kemegahan perguruan tinggi negeri dewasa ini.

Ada dedikasi seorang Hajrial Aswidinnoor yang seakan tidak berujung. Pakar pemuliaan padi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang telah delapan tahun mencari padi tipe baru bermalai lebat-minimal dengan

...

Berita Lainnya