Bung Besar dan Menteri Kesayangan

Soekarno dan Partai Nasional Indonesia mendongkel kabinet Natsir. Masyumi dan Partai Komunis Indonesia seperti minyak dan air.

Senin, 14 Juli 2008

JAMUAN makan di Istana menjadi agenda penutup sidang kabinet. Rapat yang berlangsung pada pertengahan Desember 1950 ini menjadi lonceng putusnya hubungan mesra antara Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Natsir. Kepada orang-orang dekatnya, Soekarno berujar, "Kedudukan saya sebagai presiden tidak lebih daripada satu stempel karet."

Presiden Soekarno saat itu memang marah besar. Maklum, di depan matanya ada dua belas menteri yang "menolak" re

...

Berita Lainnya