Memugar Warisan Banua Niha

Setelah Nias diguncang gempa, Romo Johannes membantu rehabilitasi rumah adat. Banyak peninggalan jatuh ke tangan turis asing dan mengembara sampai ke New York.

Senin, 31 Desember 2007

DARI benua kelahirannya yang jauh, Eropa, pastor 66 tahun itu berkhidmat di rantau aksa di timur, Banua Niha—”nama bumi” untuk Pulau Nias, Sumatera Utara. Tak terbayangkan nasib pusaka di pulau hombo batu itu tanpa kehadiran Pastor Johannes M. Hämmerle, biasa dipanggil Romo Johannes. Selama bertahun-tahun, ”gembala” kelahiran Schwarzwald, Jerman, ini mengumpulkan peninggalan megalit, mempertahankan rumah adat, sekaligus menulis sejarah

...

Berita Lainnya