Yang Sipit, yang Belok, di Surakarta

Inilah kelompok yang menyatukan etnis Tionghoa dan non-Tionghoa. Mereka berbaur lewat wayang orang, bulu tangkis, dan pengobatan murah.

Senin, 14 Agustus 2006

BELASAN orang asyik main game-lan pada sebuah Jumat ma-lam. Kalau ada yang nadanya fals, yang lain langsung menyin-dir. ”Lho, kok, nadane mblero (fals)? Yang lain menja-wab, ”Wah, inggih, nu-wun sewu. Ngantuk sajake (maaf, mung-kin sudah me-ngantuk).” Seketi-ka ruangan itu me-riah oleh gelak tawa.

Gedung Gajah, tempat gamelan dimainkan, penuh ornamen Tionghoa. Para pemain datang dari beragam kelompok etnis, terutama Jawa dan Tiong-hoa. Mer

...

Berita Lainnya