Sebuah Tanda Belum Beradab

Negeri ini tak bersahabat dengan jutaan warganya yang cacat. Fasilitas publik tak mengakomodasi kepentingan mereka.

Senin, 14 Agustus 2006

PETANG yang riang itu mendadak berubah murung bagi Suhendra. Hatinya remuk mendengar sekelompok bocah te-tangganya memanggil-manggil anak semata-wayangnya ”Gagu, gagu!” sembari tertawa riang.

Putranya Rian, 9 tahun, memang tak mampu berkata-kata seperti anak normal seusianya. Namun, Suhendra sadar ia tak pantas marah pada bocah-bocah itu. Yang bisa dilakukannya sebatas memberi pengertian. ”Ja-ngan panggil gagu,” katanya memohon. ”Dia

...

Berita Lainnya