Peluru Untuk Taufik, Jerat Untuk Aep

Drop-out STM dijemput serombongan orang kemudian ditembak. Mayat ditemukan tato palsu. Sedangkan Aep, nyaris mati dibunuh oleh iparnya. (krim)

Sabtu, 28 Juli 1984

MESIN mobil sudah dihidupkan. H.M. Taufik, 32, lalu turun untuk menutup pintu pagar rumah pondokannya di Jalan Siaga II, Pejaten, Jakarta Selatan. Tiba-tiba terdengar dua kali letusan. Sebutir peluru mengenai punggung kiri, tembus ke dada, dan peluru yang lain mengeram di pinggang. Asisten dosen Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTN) dan ketua Senat Mahasiswa periode 1979-1981, yang pernah masuk 10 terbaik pada Penataran P4 Pemud...

Berita Lainnya