RAPBN 1988-89: No Surprises

RAPBN 1988-89 tidak dapat dilihat sebagai motor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penerimaan migas & penerimaan non migas bisa tercapai, tapi turunnya dolar & naiknya Yen, pembayaran cicilan utang pun meningkat.

Sabtu, 9 Januari 1988

JIKA RAPBN 1988-89, yang baru saja disampaikan Presiden ke DPR, dibandingkan dengan APBN 1987-88, ada dua hal menarik. Pertama dari kenaikan anggaran pemerintah sekitar Rp 6,2 trilyun, 61% digunakan untuk pembayaran peningkatan bunga dan cicilan utang luar negeri. Sisanya 39% atau Rp 2,4 trilyun merupakan peningkatan pengeluaran yang dapat dinikmati di dalam negeri. Kedua, kenaikan anggaran pemerintah yang sebenarnya adalah per...

Berita Lainnya