Calon presiden: diperlukan oposisi loyal

Pembicaraan mengenai calon presiden dalam kampanye pemilu merupakan pertanda keterbukaan, meningkatnya kesadaran politik mengisi proses demoratisasi dan meningkatkan lahirnya oposisi loyal.

Sabtu, 6 Juni 1992

Suatu gejala baru dalam dunia politik di Indonesia, calon presiden ramai dibicarakan dalam kampanye Pemilu. Boleh jadi hal ini merupakan pertanda keterbukaan (TEMPO, 23 Mei 1992, Laporan Utama) atau merupakan penampakan kesadaran politik bangsa kita yang semakin meningkat, yakni menyadari bahwa demokrasi meniscayakan munculnya alternatif. Kemudian dari berbagai alternatif dipilihlah yang dirasakan relatif paling baik. Gejala yang mengg...

Berita Lainnya