Ingin bersikap seperti mas slamet
Sabtu, 25 Juni 1994
Entah mengapa, pada hari-hari terakhir (menjelang kematian Slamet Djabarudi -- Red.), saya "tergoda" untuk menghubunginya. Puncaknya, pada Rabu, 24 Mei, surat Mas Slamet bertahun 1991 saya baca kembali. Terbayang lagi keramahan Mas Slamet di telinga sekalipun suaranya telah terdengar serak dan lemah. Saat itu, ada keinginan secara tiba-tiba menyelinap: bertandang ke rumahnya. Saya memang belum pernah bertemu muka dengan Mas Slamet meskipun...