Bukan ini, bukan itu
Sabtu, 12 Januari 1985
SATU koran ibu kota yang berprestise pernah membuat kesalahan ketika mencetak judul berita. Seharusnya dikotomi, tetapi tercetak dikotori. Buru-buru diralat keesokan harinya. Wah, wah! Tetapi apakah dikoromi itu? Ketua LBH Mulya Lubis suka menggunakan kata ini. Begitu pula para intelektual. Harus diakui, ini memang bukan bahasa sehari-hari. Menurut kamus John M. Echols dan Hassan Shadily, dikotomi berarti: pembagian dalam dua b...