Ketika Sahabat Harus Dikritik

Gus Dur dan Tempo layaknya saudara. Tapi kedekatan bukan berarti mematikan sikap kritis.

Senin, 7 Maret 2011

CETHAK-cethok-cethak-cethok, grrredek…. Lelaki berperawakan tambun itu tampak asyik duduk di salah satu meja redaksi yang berkantor di Proyek Senen, Jakarta Pusat, pada suatu Jumat. Pria berkacamata minus—saking tebalnya sampai kayak stoples—itu sedang asyik memencet-mencet tombol mesin ketik di meja Syu’bah Asa, redaktur kolom majalah Tempo pada 1970-an.

Tak lama berselang, si empunya meja, Syu’bah, datang dari salat Jumat di Masjid I

...

Berita Lainnya