Setelah Tidur Panjang Itu

Empat tahun rebah—ditebas rezim Soeharto—Tempo tak pernah sungguh-sungguh mati. Dia bertiwikrama dalam berbagai rupa. Personelnya melakukan diaspora, menyebar ke sejumlah penerbitan. Selasa, 6 Oktober 1998, majalah ini bangun dari tidur panjang, kembali ke hadapan pembaca. Seperti apa hiruk-pikuk masa awal? Bagaimana menggagas dan mewujudkan rencana menerbitkan lagi Tempo? Inilah sebagian kenangan, sepuluh tahun kemudian.

Senin, 20 Oktober 2008

PERTEMUAN petang hari itu mirip reuni meriah. Padahal yang hadir adalah mereka yang bertemu di lorong kantor setiap hari. Redaksi majalah, staf perpustakaan, kru desain dan foto. Ada warga nonredaksi; bagian umum, iklan, informasi manajemen. Tidak ada perayaan apa-apa. Meja bersih dari hidangan karena saat itu bulan puasa pada awal September 2008. Topik pertemuan yang disebarkan via e-mail kantor beberapa hari sebelumnya menjadi daya tarik: ”re

...

Berita Lainnya