Para Lelaki yang Melahirkan Kamus
Mereka bekerja diam-diam. Mencatat, tanpa suara. Di belakangnya, bahasa yang terancam hapus dari muka bumi. Di hadapannya, keterbatasan modal dan sempitnya publikasi yang sekonyong-konyong bisa memadamkan semangat. Nun jauh di pulau-pulau terpencil, para penulis kamus itu mengais-ngais kata. Majalah ini mencoba merekam sebagian kecil kepahlawanan mereka. Tentu banyak yang tak tercatat. Tapi itulah dunia penting, teramat penting, yang jarang dikunjungi.
Senin, 11 Oktober 2004
Talugai no tundulu Talu gouha nonggolu Talogia nonggohulu Doao ado Allah ado Rasul Mootoduwo notindaho nuru (sanjak kematian dalam bahasa Suwawa)
Ia datang untuk mendengar dialog orang-orang tua. Kata-kata itu, kata-kata dalam bahasa Suwawa, menggunakan banyak afiks dan tak memiliki vokal "e".
Ia, Mansoer Pateda, 64 tahun, seorang profesor linguistik, seorang yang tekun. Tiap-tiap hari ia menjalani ritual yang tak berubah. Puk
...