Sebongkah Cadas dari Tikrit

Ketika tanah Irak menggeletar pada hari-hari ini dan debu padang gurun memekatkan langit yang hangus oleh asap bom dan peluru, dunia seolah menantikan apa kisah Saddam Hussein dalam "episode" perang kali ini. Musuh-musuhnya memburu dia dengan dendam dan amarah. Para lawan politiknya menghitung hari kejatuhannya dengan penuh harap. Ahli-ahli jiwa menyebut dia psikopat sejati. Presiden Irak ini sosok yang sungguh paradoksal: dibenci luar biasa, tapi tidak ditinggalkan oleh rakyatnya. Dunia mencatat setiap sisi gelapnya dengan geram, tapi toh terpana oleh keberaniannya berduel dengan Amerika, si adikuasa. Iqra TEMPO menyarikan beberapa buku yang pernah ditulis tentang dia.

Minggu, 6 April 2003

Namanya Mikhael Ramadan. Sebuah perpaduan nama yang "aneh": Mikhael diambil dari nama malaikat dalam tradisi Katolik, dan Ramadan adalah bulan suci bagi umat muslim. Tak disebutkan apakah ia Syiah, Sunni, atau Kristen Syria. Yang jelas, ia pelarian dari Irak. Pada tahun 1999, Mikhael Ramadan menulis buku In the Shadow of Saddam, yang mungkin menarik dibaca pada hari-hari ini ketika Bagdad digempur dari berbagai penjuru.

Suatu sor

...

Berita Lainnya