Suara Kaum Jelata dari Tanah Damai

Liberalisasi pasar gagal menjangkau kesejahteraan kaum melarat. Jurang antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar; ketegangan negara-negara Utara-Selatan setiap saat bisa meledak. Amartya Sen, ekonom dari Santiniketan yang meraih Hadiah Nobel bidang ekonomi, berbicara melalui wawancara eksklusif dengan Arif Zulkifli dari TEMPO di Cambridge, Inggris. Seperti yang ditulisnya dalam buku-bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itu, Sen menawarkan pemikiran yang tak lagi segar tapi tak pernah mati.

Minggu, 2 Desember 2001

PERINGATAN itu menyalak bagai guntur di siang bolong. "Asal tahu saja," katanya, "tak ada lagi tembok yang bisa melindungi Amerika atau negara maju mana pun." Tembok besar itu, bagi Presiden Bank Dunia James T. Wolfensohn, sudah runtuh bersama ambruknya World Trade Center dalam serangan teror September lalu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Wolfensohn mengingatkan agar "Barat" waspada: ada sekitar dua miliar orang di planet ini yang sial. Merek...

Berita Lainnya