Setumpuk Buku, 30 Tahun yang Lalu

Dokumentasi tentang aktivitas parlemen Indonesia sejak era Konstituante hingga MPRS dimusnahkan pemerintah di awal Orde Baru. Diterbitkan sebanyak 120 jilid, buku berjudul Laporan MPRS 1966-1972 itu kini menjadi barang langka. Lebih dari sekadar mencatat aktivitas parlemen, lahir dan matinya buku itu melukiskan hubungan buruk Ketua MPRS Abdul Haris Nasution dengan Soeharto. Juga, menggambarkan upaya Soeharto meneguhkan kekuasaannya pada periode 1966-1972—yang oleh sarjana Barat kerap disebut "kudeta merangkak". Masa-masa buruk itu telah berlalu. Tapi pemusnahan buku, bagaimanapun, tetaplah sebuah tragedi.

Minggu, 21 Juli 2002

Tak ada yang luar biasa pada buku itu. Sebuah buku tua yang, jika masih ada, telah berusia tiga dasawarsa, dengan lembar-lembar tulisan yang boleh jadi sudah menguning. Sampul depannya berwarna putih dengan cap Garuda Pancasila serta susunan huruf kaku berwarna biru. Laporan Pimpinan MPRS Tahun 1966-1972, begitulah buku setebal 548 halaman itu bertajuk. Inilah buku yang merangkum pandangan dan kritik Abdul Haris Nasution (almarhum), Ketua Maj...

Berita Lainnya