Petualangan Politik Seorang Jenderal Godean
Sebuah buku baru tentang Soeharto diluncurkan oleh R.E. Elson, seorang peneliti dan dosen School of Asian and International Studies at Griffith University, Brisbane, Australia. Inilah buku biografi tentang Soeharto, di luar buku-buku ”resmi” biografi mantan penguasa itu, yang ditulis secara komprehensif, meski dengan bahasa yang dingin dan tidak meledak-ledak. Diterbitkan Universitas Cambridge, dan dijual dengan harga Rp 400 ribu, buku ini mengutarakan perihal Soeharto dari periode kelahirannya sampai kejatuhannya. Menurut Elson, Soeharto adalah pemimpin tanpa visi tapi memiliki kepemimpinan yang instrumental, sederhana, dan praktis. Karakternya dalam menjalani pemerintahan ini yang menonjol adalah tak menyukai pesaing atau rival, penuh kalkulasi politik, dan kurang suka menyentuh buku-buku atau bahkan dunia intelektualisme.
Minggu, 10 Maret 2002
September, tahun 1945. Para pemuda Indonesia sibuk melucuti persenjataan Jepang. Ibu Umiyah Dayino, 75 tahun, masih ingat sebuah pemandangan. Soeharto, eks tentara Peta, sering datang ke bilangan Pathook di Yogya. Sebuah kawasan yang kini terkenal sebagai pusat oleh-oleh bakpia ini, sekitar 50 tahun silam, menjadi sarang berkumpul pemuda-pemuda bawah tanah yang disebut Kelompok Pathook. Para pemuda itu berkumpul, berdiskusi, berbagi informasi, me...