Diponegoro
Imam Mahdi Tanah Jawa

Disertasi Peter Carey, sejarawan asal Inggris, tentang Diponegoro diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia minggu ini. Lebih dari 1.000 halaman tebalnya. Buku ini mengungkap banyak hal dari sang pangeran yang tak kita ketahui sebelumnya. Bagaimana ia yang mulanya tak ingin berperang kemudian merasa dirinya Ratu Adil yang harus menyucikan Tanah Jawa. Situasi-situasi sosial apa yang memicu munculnya sikap itu. Tulisan Iqra kali ini dilengkapi reportase lokasi-lokasi yang berkaitan dengan Diponegoro dan review Opera Diponegoro karya Sardono W. Kusumo dan Iwan Fals, yang bertolak dari catatan harian sang pangeran.

Senin, 21 November 2011

19 Mei 1824.
Bulan puasa. Gua Secang, Selarong. Mata pangeran itu terpejam. Namun antara tidur dan sadar, ia melihat ada sosok berpakaian haji di depannya. Lelaki itu terpana.

"Aku tak mengenal Anda, dari mana gerangan Anda?
"Aku tak punya rumah. Aku datang karena diutus menjemput Anda yang mulia," jawab sosok itu.

Pangeran itu bertanya lanjut:
"Siapa nama yang menyuruh Anda itu dan di mana tinggalnya?"

Sosok misterius itu menjawab tenang:
"Sesungguhny



...

Berita Lainnya