Dua Tafsir Puputan

20 September 1906, Raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung memimpin perang habis-habisan melawan Belanda. Peristiwa itu dikenal sebagai Puputan. September ini, Puputan genap 100 tahun, dan diperingati secara meriah oleh Puri Denpasar. Belakangan, tafsir lain atas peristiwa itu dibuka di hadapan publik. Puputan, misalnya, bukan perang yang didukung oleh rakyat banyak. Dan tindakan I Gusti Ngurah Made Agung membawa kerabat Puri untuk menyongsong ajal dinilai tidak perlu dimaknai berlebihan sebagai sebuah heroisme. Tempo melaporkan dua interpretasi yang berbeda tentang Puputan.

Senin, 2 Oktober 2006

Moksa, moksa,” teriakan ini membahana. Lalu barisan putih-putih bergerak, pedanda memercikkan tirta suci….

Di Jalan Veteran, Denpasar, sore yang teduh tanggal 20 September itu berubah riuh. Sebuah rangkaian tari kolosal digelar di ruas jalan beraspal persis di depan Hotel Inna, Bali. Semenjak pagi, jalan sudah ditutup. Lebih dari 400 penari, mayoritas mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, ditata oleh Retno Maruti. Inilah klimaks

...

Berita Lainnya