Umar Kayam, Sang Gourmet

Minggu, 12 Mei 2002

Dan malam itu berjalan seperti malam-malam yang lain. Hangat, seronok, ger, srupat-sruput minum wedang, sat-set melahap gudeg.” (Umar Kayam, Mangan Ora Mangan Kumpul)

Sayup-sayup terdengar, pada Sabtu sore yang murung itu, saat duka mengepung indra: “Sampai akhir hayatnya Uka itu masih doyan makan.” “Dia itu ngerti sekali makanan; jago masak lagi.” Kemudian, di tengah desau harum kamboja, “Makanan itu cintanya yang nomor satu.

...

Berita Lainnya