Sebuah Tafsir

Sutradara Garin Nugroho memenuhi undangan panitia 250 Tahun Mozart di Wina. Di sana, ia akan memutar karyanya, sebuah drama musikal Jawa berjudul Sinta Obong. Kini, syuting Sinta Obong telah dimulai di Yogyakarta dan Solo. Melibatkan penari dan para perupa papan atas Indonesia, tafsir Garin atas Sinta berbeda dengan tafsir Ramayana tradisional. Di antara Rama yang posesif dan Rahwana yang agresif, Sinta ditampilkan bimbang dalam hasrat. Menarik untuk diamati bagaimana koreografi dan instalasi saling bekerja sama dalam mewujudkan tafsir itu. Ikuti laporan Tempo yang mengikuti proses syuting film tersebut.

Senin, 3 Oktober 2005

Dari tangan Garin Nugroho, tafsir tentang Sinta menjadi terbuka. Syahdan, hujan tumpah-ruah ke bumi. Saat itu Rahwana menyusup ke kamar Rama untuk mencumbu Sinta. Tapi Rama kembali, lalu Rahwana bersembunyi dalam sarung Sinta. Adegan bertiga-antara Miroto (yang memerankan Rama), Artika (memerankan Sinta), dan Eko Supriyanto (Rahwana)-menjadi sebuah adegan yang sungguh sensual. Miroto menari, menyusuri, mencumbu Artika dari atas menuju belahan dad

...

Berita Lainnya