Kembalinya Si Buta dari Gua Hantu

Angin berembus menderu-deru. Di puncak bukit, di bawah sinar bulan, tampaklah seorang laki-laki buta tegak. Kadang-kadang terdengar helaan napasnya yang hanyut tertiup angin. Hidupnya terasa sunyi. Kawan satu-satunya hanyalah monyet kecil setia…. Tahun 1970-an, komik Si Buta dari Gua Hantu begitu menggema. Zaman berubah, komik-komiknya menjadi barang langka. Kini, sebuah upaya penerbitan ulang seri komik Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes T.H. dilakukan oleh komunitas pencinta komik. Ikutilah sajian Tempo mengenang kembali seri-seri pengembaraan musafir buta yang nama aslinya Barda Mandrawata itu.

Senin, 7 Februari 2005

Barda Mandrawata tertegun "melihat" sosok di mukanya. Meski matanya buta, ia tahu seperti berdiri di depan sebuah cermin. Tegak di hadapannya seorang buta lain, perawakannya bagai pinang dibelah dua dengan dirinya. Bahkan seekor monyet menggelantung di pundaknya.

"Aku murid Si Mata Malaikat"

Seketika suasana senyap. Ternyata ia adalah murid perguruan Mata Malaikat, jawara yang tewas di tangan Barda. Telinga Barda diker

...

Berita Lainnya