Harmoko Pada Suatu Masa
Melejit dari seorang kartunis menjadi Ketua MPR, Harmoko adalah cerita tentang sukses. Sebagai Menteri Penerangan paling lama dalam kabinet Soeharto, dia punya wewenang luar biasa: mengeluarkan izin penerbitan, menentukan hidup-mati media, menjadi tempat bergantung nasib puluhan ribu pekerja pers, mengontrol pemberitaan. Anatomi hidupnya mewakili sepenggal kisah bagaimana seorang pejabat Indonesia di era Soeharto mengumpulkan uang dan pengaruh politik dari regulasi bisnis serta perizinan. Harmoko naik bersama Soeharto. Tapi dia terbukti lebih mahir menghadapi zaman ketimbang sang Patriark: Soeharto runtuh, Orde Baru ambruk, para pejabatnya bergantian diseret ke pengadilan. Tapi tidak Harmoko. Mengapa dia bisa bertahan? Berikut ini investigasi TEMPO.
Minggu, 12 Januari 2003
Nyaris tanpa perabot, ruang besar itu seperti menenggelamkan Harmoko di tengah kekosongan. Dindingnya yang bercat putih mulai kusam. Hanya ada beberapa meja kecil dan seperangkat sofa hitam di sana. Pigura dengan lukisan anggrek warna merah muda tak banyak menolong suasana. Tak ada buku, tak ada tumpukan koran, dan sama sekali bersih dari kertas berserakan yang mencerminkan kesibukan.
Di situlah Harmoko kini berkantor, di ruang 7x4 meter la
...