Jejak Intelijen di Balik Al-Faruq

September lalu, majalah Time memuat laporan utama yang menggemparkan: Umar al-Faruq mengaku kepada interogator Dinas Rahasia Amerika (CIA) bahwa ia adalah pejabat Al-Qaidah di Asia Tenggara yang beroperasi di Indonesia. Menurut dokumen CIA, Faruq mengaku terlibat dalam kasus bom Natal 2000 dan berencana membunuh Presiden Megawati Soekarnoputri atas perintah Abu Bakar Ba'asyir, Ketua Majelis Mujahidin Indonesia. Banyak misteri dalam pengakuan itu. Siapa sebenarnya Al-Faruq? Kenapa Badan Intelijen Negara (BIN), yang menangkapnya atas tuduhan pelanggaran imigrasi, membiarkan dia jatuh ke tangan CIA? Kenapa Al-Faruq tidak diadili di sini jika benar ia telah membuat kejahatan besar di Indonesia? Kenapa pula Abdul Haris, seorang aktivis Majelis Mujahidin Indonesia yang ditangkap bersama Al-Faruq, dilepas begitu saja? Benarkah dia tokoh yang disusupkan BIN ke dalam Majelis Mujahidin Indonesia untuk menjaring Ba'asyir dan kawan-kawan? Berikut ini investigasi TEMPO.

Minggu, 24 November 2002

Di atas latar warna biru toska, gambar burung garuda dikitari bintang-bintang kecil terpampang pada kulit muka buku kecil itu. Mereka yang kerap berhubungan dengan du-nia intelijen akan mudah mengenalinya sebagai simbol Badan Intelijen Negara (BIN). Dan pada bagian bawah sampul itu tercantum kata-kata "Sangat Rahasia".

Buku kecil setebal 12 halaman itu, yang disalin isinya pekan lalu oleh wartawan TEMPO, memang memuat informasi yang tidak banya

...

Berita Lainnya