Jejak Perang Biong di Meruya
Lebih dari dua dasawarsa silam, para biong—makelar tanah—kelas kakap berperang di Meruya Selatan, Jakarta Barat. Jejaknya masih tertinggal hingga kini. Sekitar 20 ribu jiwa terancam kehilangan tempat tinggal. Penelusuran Tempo menemukan bahwa PT Porta Nigra ada di balik keruntang-pungkang masalah ini. Benarkah perusahaan milik Benny Purwanto Rachmat itu berhak atas tanah Meruya?
Senin, 25 Juni 2007
Suatu siang pada awal 1980-an. Wali Kota Jakarta Barat, Haji Rukiat, memanggil Zainuddin—saat itu sebagai Kepala Urusan Sosial Politik Jakarta Barat—ke ruangannya. Di dalam sudah ada tiga laki-laki yang tidak dia kenal. ”Zain, gimana ini?” tanya Rukiat sambil menunjukkan selembar dokumen.
Zainuddin melihat berkas itu adalah surat pelepasan hak atas tanah warga Meruya Udik kepada PT Porta Nigra. Di bagian ”penjual” sudah ada tanda ta
...