Menjelang Akhir Sang Kolonel

Giliran rakyat Libya menuntut Muammar Qadhafi mundur. Ditemani tentara yang masih setia, Qadhafi bersumpah akan bertahan sampai titik darah terakhir.

Senin, 7 Maret 2011

Di sebuah kafetaria di Tobruk, mata para pengunjung, yang hampir semuanya laki-laki, tak lepas dari layar televisi, Kamis pekan lalu. Dibalut pakaian tradisional kebanggaan yang disebut jard, Muammar Qadhafi terlihat berpidato dengan berapi-api. Bukannya mendengarkan dengan saksama, para pengunjung kafe itu terus mengejek Qadhafi, yang telah mereka ”pecat” sebagai pemimpin.

”Lihat ada lubang di pakaiannya,” kata seorang pria. ”Sekarang

...

Berita Lainnya